Minggu, 26 Oktober 2014

Etika dan Bisnis



Etika Utilitarianisme dalam bisnis

Utilitarianisme adalah paham dalam filsafat moral yang menekankan manfaat atau kegunaan dalam menilai suatu tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar, untuk menentukan bahwa suatu perilaku baik jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen atau masyarakat. dalam konsep ini dikenal juga “Deontologi” yang berasal dari kata Yunani “deon” yang berarti kewajiban. Deontologi adalah teori etika yang menyatakan bahwa yang menjadi dasar baik buruknya suatu perbuatan adalah kewajiban seseorang untuk berbuat baik kepada sesama manusia, sebagaimana keinginan diri sendiri selalu berlaku baik pada diri sendiri.
Menurut paham Utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila kegiatan yang dilakukannya dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada konsumen dan masyarakat. jadi kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai hal yang baik, bukan sebaliknya malah memberikan kerugian.
Nilai positif Utilitarianisme terletak pada sisi rasionalnya dan universalnya. Rasionalnya adalah kepentingan orang banyak lebih berharga daripada kepentingan individual. secara universal semua pebisnis dunia saat ini berlomba-lomba mensejahterakan masyarakat dunia, selain membuat diri mereka menjadi sejahtera. berbisnis untuk kepentingan individu dan di saat yang bersamaan mensejahterakan masyarakat luas adalah pekerjaan profesional sangat mulia. dalam teori sumber daya alam dikenal istilah Backwash Effect, yaitu di mana pemanfaatan sumber daya alam yang terus menerus akan semakin merusaka kualitas sumber daya alam itu sendiri, sehingga diperlukan adanya upaya pelastarian alam supaya sumber daya alam yang terkuras tidak habis ditelan jaman.
di dalam analisa pengeluaran dan keuntungan perusahaan memusatkan bisnisnya untuk memperoleh keuntungan daripada kerugian. proses bisnis diupayakan untuk selalu memperoleh profit daripada kerugian. Keuntungan dan kerugian tidak hanya mengenai finansial, tapi juga aspek-aspek moral seperti halnya mempertimbangkan hak dan kepentingan konsumen dalam bisnis. dalam dunia bisnis dikenal corporate social responsibility, atau tanggung jawab sosial perusahaan. suatu pemikiran ini sejalan dengan konsep Utilitarianisme, karena setiap perusahaan mempunyai tanggaung jawab dalam mengembangkan dan menaikan taraf hidup masyarakat secara umum, karena bagaimanapun juga setiap perusahaan yang berjalan pasti menggunakan banyak sumber daya manusia dan alam, dan menghabiskan daya guna sumber daya tersebut.
kesulitan dalam penerapan Utilitarianisme yang mengutamakan kepentingan masyarakat luas merupakan sebuah konsep bernilai tinggi, sehingga dalam praktek bisnis sesungguhnya dapat menimbulkan kesulitan bagi pelaku bisnis. misalnya dalam segi finansial perusahaan dalam menerapkan konsep Utilitarianisme tidak terlalu banyak mendapat segi manfaat dalam segi keuangan, manfaat paling besar adalah di dalam kelancaran menjalankan bisnis, karena sudah mendapat ‘izin’ dari masyrakat sekitar, dan mendapat citra positif di masyarakat umum. namun dari segi finansial, Utilitarianisme membantu (bukan menambah) peningkatan pendapat perusahaan.
Analisa keuntungan dan kerugian
Utilitarianisme mengatakan bahwa tindakan yang benar adalah yang memaksimalkan utiliti, yaitu memuaskan preferensi yang berpengetahuan sebanyak mungkin.

Dalam pandangan kaum utilitarian-aturan, perilaku tak adil dalam mendeskriminasi kelompok-kelompok minoritas menyebabkan meningkatnya ketakutan pihak lain dengan mengalami aturan yang mengijinkan diskriminasi.

Keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan. Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang dan untuk jangka panjang.

Kelemahan Etika Utilitarianisme
• Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yamg tidak sedikit.

• Tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.

• Tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang

• Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.

• Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas di antara ketiganya.

Etika dan Bisnis



Kamis, 01/11/2007 10:27 WIB
SBY Langgar Etika Jika Bertemu Pengusaha Bermasalah
Anwar Khumaini - detikNews

Jakarta - Presiden SBY dikabarkan melakukan pertemuan dengan bos Grup Raja Garuda Mas, Sukanto Tanoto, sebelum lebaran. Artikel di harian Bisnis Indonesia hari ini juga menuliskan bahwa dalam kunjungan SBY ke Jepang beberapa waktu lalu pemilik Great River, Sunjoto Tanudjaja, masuk dalam daftar rombongan. Padahal, status Sunjoto masih dicekal oleh Imigrasi atas permintaan Bapepam dan Kejagung. Secara etika, seorang pejabat publik seharusnya tidak melakukan pertemuan dengan para pengusaha yang bermasalah. Apalagi, anak perusahaan milik Tanoto, Asian Agri, sebentar lagi akan dibawa ke pengadilan. "Saya kira secara etika harusnya ini tidak dilakukan oleh pejabat publik, itu pelecehan terhadap publik. Seharusnya orang-orang yang punya masalah hukum tidak didekati oleh pejabat, apalagi bertemu," ujar Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW, Fahmi Badoh, kepada detikcom, Kamis (1/11/2007). Para pengusaha yang bermasalah, menurut Fahmi, justru harusnya diberi sanksi sosial agar mereka jera dan tidak lagi melakukan perbuatan yang dapat merugikan keuangan negara. "Mereka harus diberi sanksi sosial, tidak hanya oleh masyarakat tapi juga oleh pemerintah," kata Fahmi. Fahmi khawatir, pertemuan tersebut dapat mempengaruhi proses hukum yang saat ini sedang berjalan. Apalagi pejabat publik yang melakukan pertemuan ini adalah seorang presiden. "Kita takutkan pemerintah akan mengintervensi proses hukum yang sedang mereka alami," tandasnya. Pihak Istana sendiri mengaku tidak tahu menahu soal pertemuan SBY dengan Sukanto Tanoto.


Sumber : http://news.detik.com/read/2007/11/01/102754/847257/10/sby-langgar-etika-jika-bertemu-pengusaha-bermasalah