Selasa, 30 April 2013

memenangkan globalisasi

Globalisasi adalah suatu pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam ekonomi global . Oleh B Hari Juliawan, meminjam pengertian R. Robenson (1992), globalisasi digambarkan sebagai 'pemadatan dunia dan intensifikasi kesadaran dunia sebagai suatu keseluruhan' atau 'intensifikasi relasi-relasi sosial seluas dunia yang menghubungkan lokalitas-lokalitas berjauhan sedemikian rupa sehingga peristiwa di satu tempat ditentukan oleh peristiwa lain yang terjadi bermil-mil jaraknya dari situ dan sebaliknya' . Hari menambahkan satu lagi sebagai 'meningkatnya jejaring interdependensi antar umat manusia pada tataran benua-benua'. Kalau pengertian seperti yang diungkapkan oleh Hari di atas sesungguhnya kerajaan-kerajaan klasik sudah melakukan itu. Sparta, Romawi atau kerajaan-kerajaan di Nusantara yang sudah berdagang jauh sampai ke Cina, benua Afrika, Australia dan sampai ke Arab. Bukankah itu juga adalah fenomena global? Benar. Tetapi globalisasi yang kita bicarakan sekarang, meminjam Hari, terkait dengan situasi keterkaitan relasi masyarakat modern yang ditandai oleh "keluasan" (extencity), kekuatan (intencity), kecepatan (velocity), dan dampak (impact) yang luar biasa dan yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.Ini kita alami dalam kenyataan yang kita saksikan seperti revolusi transportasi, revolusi telekomunikasi, atau percepatan tekhnologi informasi yang melaju luar biasa tanpa bisa ditahan-tahan lagi oleh batas-batas nasionalitas, geografis dan teritorial. Era ini ditandai dengan semakin cepatnya sebuah informasi di belahan dunia lain bisa diketahui di belahan dunia lainnya. Atau seperti sedang berdekatan, kita bisa bercengkrama dengan akrab seperti sedang duduk bersampingan hanya melalui telepon, hand pone atau pengantar pesan elektronic lainnya dengan sanak keluarga di seberang benua nun jauh di sana. Tentunya ini tidak terjadi di era Majapahit, era Mataram, era kerajaan Makassar atau kerajaan-kerajaan yang hidup sebelum era modernitas ini. Inilah mungkin garis batas antara globalisasi yang kita bahas dengan fenomena hubungan mengglobal di era pra modern.Ciri mendasar lainnya adalah menipisnya ruang dan merapatnya waktu transaksional, utamanya dalam bidang ekonomi. Ini bisa kita lihat dengan fenomena krisis di asia tenggara dimana modal bisa dengan sangat cepat berpindah dari satu negara-ke negara lain. Globalisasi ini melempangkan jalan ekonomi finansial yang rawan spekulasi dan manipulasi.
http://noviantysblog.blogspot.com/2013/04/kebiajakan-untuk-memenangkan-globalisasi.html

GARENG



Nama lengkap dari Gareng sebenarnya adalah Nala Gareng, hanya saja masyarakat sekarang lebih akrab dengan sebutan
Gareng adalah punakawan yang berkaki pincang. Hal ini merupakan sebuah sanepa dari sifat Gareng sebagai kawula yang selalu hati-hati dalam bertindak. Selain itu, cacat fisik Gareng yang lain adalah tangan yang ciker atau patah. Ini adalah sanepa bahwa Gareng memiliki sifat tidak suka mengambil hak milik orang lain. Diceritakan bahwa tumit kanannya terkena semacam penyakit bubul.
Dalam suatu carangan Gareng pernah menjadi raja di Paranggumiwayang dengan gelar Pandu Pragola. Saat itu dia berhasil mengalahkan Prabu Welgeduwelbeh raja dari Borneo yang tidak lain adalah penjelmaan dari saudaranya sendiri yaitu Petruk.
Dulunya, Gareng berujud satria tampan bernama Bambang Sukodadi dari pedepokan Bluktiba. Gareng sangat sakti namun sombong, sehingga selalu menantang duel setiap satria yang ditemuinya. Suatu hari, saat baru saja menyelesaikan tapanya, ia berjumpa dengan satria lain bernama Bambang Panyukilan. Karena suatu kesalahpahaman, mereka malah berkelahi. Dari hasil perkelahian itu, tidak ada yang menang dan kalah, bahkan wajah mereka berdua rusak. Kemudian datanglah Batara Ismaya (Semar) yang kemudian melerai mereka. Karena Batara Ismaya ini adalah pamong para satria Pandawa yang berjalan di atas kebenaran, maka dalam bentuk Jangganan Samara Anta, dia (Ismaya) memberi nasihat kepada kedua satria yang baru saja berkelahi itu.
Karena kagum oleh nasihat Batara Ismaya, kedua satria itu minta mengabdi dan minta diaku anak oleh Lurah Karang Kadempel, titisan dewa (Batara Ismaya) itu. Akhirnya Jangganan Samara Anta bersedia menerima mereka, asal kedua satria itu mau menemani dia menjadi pamong para kesatria berbudi luhur (Pandawa), dan akhirnya mereka berdua setuju. Gareng kemudian diangkat menjadi anak tertua (sulung) dari Semar.

SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Gareng 

Senin, 22 April 2013

quated speech = direct speech

question :
0.Thomas says"i needed my pen now"
9.Tina said" im looking forward to having you as a room mare"
answer :
0.he says that he needed my pen then
9.seh said that she looking forward to having you as a room mare

Senin, 01 April 2013

Nasi Kapau


Nasi  KAPAU atau biasa disebut nasi padang adalah makanan khas dari provinsi Sumatra barat (padang).Nasi sangat terkenal di Indonesia karena rasanya yang sangat enak dan pedas.selain itu harganya juga cukup ekonomis.resep :

NASI KAPAU PADANG

GULAI KAPAU
BAHAN:
200 gram nangka muda, potong 2 x 2 cm
4 helai kacang panjang, potong panjang
3 lembar kol, potong panjang
1½ liter santan dari 1 butir kelapa
2 cm lengkuas, memarkan
2 lembar daun salam
2 batang serai, memarkan
1/2 sdt gula pasir
3 sdm minyak untuk menumis

BUMBU HALUS:
5 butir bawang merah
3 siung bawang putih
3 buah cabai merah
1/2 sdt merica
1/4 sdt jinten
4 cm kunyit, bakar
2 cm jahe
1 sdt garam

CARA MEMBUAT:
1. Tumis bumbu halus hingga harum, masukkan lengkuas, daun salam, serai, nangka muda, santan, dan gula pasir, aduk rata.
2. Setelah santan mendidih dan nangka agak lunak, masukkan kacang panjang dan kol, aduk rata, angkat.
  
Sumber : http://myfood-recipe.blogspot.com/2007/10/nasi-kapau-padang.html