Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif
cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk
menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Suatu aturan kunci dalam
pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan,
keputusan harus dibuat (Brinckloe,1977). Dengan kata lain, keputusan
mempercepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan perubahan
(Hill,1979).
Model Proses Pengambilan Keputusan
1. Model Ekonomi, yang dikemukakan
oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha
mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk
memperoleh keuntungan maksimum
2. Model Manusia
Administrasi,
Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak
menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
3. Model Manusia
Mobicentrik,
Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga
orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
4. Model Manusia
Organisasi,
Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan
penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
5. Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh
Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
6. Model Sosial, Dikemukakan oleh
Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil
keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
Tipe
tipe proses pengambilan keputusan
Tipe Pengambilan
keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan
alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam
3 tipe :
1. Keputusan
terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga
dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd
manjemen tkt bawah. Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan
piutang,dll.
2. Keputusan setengah
terprogram atau setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram,
sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini
seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg
terperinci.contoh : Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih,
keputusan alokasi dana promosi.
3. Keputusan tidak
terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan
tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.
Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk
didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemecahan masalah antara lain :
1. Trial & error :
Coba dan salah. Cara ini merupakan metode yang paling rendah tingkatannya,
dilakukan oleh orang yang belum pernah mengalami/ mengenal dan belum tahu sama
sekali. Dalam keperawatan ini sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan.
Contohnya : ada klien panas, dicoba diurut, dicoba diberi makan, dicoba ditiup,
tdk berhasil dicoba diberi minum, dibuka baju, diberi kompres sampai berhasil
panasnya turun, dll.
2. Intuisi : penyelesaian
masalah dengan intuisi atau naluri/ bisikan hati. Penyelesaian dengan cara ini
kurang dianjurkan dalam metode ilmiah, karena tidak mempunyai dasar
ilmiah. Kadang-kadang metode ini juga dapat memberikan jalan keluar
bila intuisi ini berdasarkan analisis atau pengalaman, dan pengetahuan yang
dimiliki.
3. Nursing process :
Proses keperawatan merupakan suatu langkah penyelesaian masalah yang sistematis
dan didukung oleh rasionalisasi secara ilmiah meliputi : pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada klien.
4. Scientifik
methode/Research Process : Proses riset/ penelitian merupakan suatu
penyelesaian masalah berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika, dengan
pendekatan yang sistematis.
PEMBELIAN
Istilah
purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang.
Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323),
yaitu:“Procurement is
the business process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or
services.”
Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah
proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan
barang atau jasa.
Brown dkk.
(2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan sebagai: “managing
the inputs into the organization’s transformation (production process).” Pendapat
tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan
masukan ke dalam proses produksi organisasi.
Berikut adalah
pendapat Galloway dkk. (2000:31) mengenai fungsi pembelian, yaitu: “The role of
purchasing function is to make materials and parts of the right quality, and
quantity available for use by operations at the right time and at the
right place.”
Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa peran fungsi pembelian
adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan
kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan
tempat yang tepat.
Pentingnya fungsi pembelian
Management audit bisa digunakan untuk mengevaluasi organisasi secara keseluruhan
ataupun fungsi tertentu dalam organisasi, untuk menentukan apakah perusahaan
sudah memperoleh efisiensi biaya yang maksimum dari yang telah dilaksanakan
oleh fungsi tersebut selama ini. Penelitian ini menjadikan fungsi pembelian
sebagai sasaran audit.
Fungsi pembelian
sering dianggap sebagai bagian yang paling penting dan berpengaruh, bahkan bisa
dikatakan sebagian besar proses bisnis berasal dari kegiatan pembelian. Alasan
yang sangat fundamental untuk membahas fungsi pembelian ialah karena dalam
bidang ini pemborosan mudah terjadi, baik karena perilaku yang disfungsional
maupun karena kurangnya pengetahuan dalam berbagai aspek dan kurang teliti dan
cermat.
DIAGNOSA PERILAKU KONSUMEN
Dalam pengambilan keputusan
meliputi lima tahap :
1. Penetapan masalah
2) Pencarian informasi
3) Evaluasi terhadap pilihan
4) Pemilihan
5) Hasil dari pilihan
Langkah-langkah
berikut ini dapat ditransformasikan ke dalam tahap-tahap keterlibatan konsumen
dalam pengambilan keputusan yang komplek :
1) Need Aurosal
2) Proses informasi konsumen
3) Evaluasi Merek
4) Pembelian
5) Evaluasi sesudah pembelian
Pengambilan
keputusan yang komplek seringnya untuk produk berkategori :
• Barang dengan harga tinggi
• Barang yang mempunyai resiko penampilan seperti mobil dan produk medis
• Barang yang kompleks seperti komputer
• Barang special seperti peralatan olah raga, perabot
• Barang yang berhubungan dengan ego seseorang seperti pakaian, kosmetik
: f engel,James(1993).Perilaku Konsumen:The Dryden Press